Seorang belum tentu sendirian

-ceria itu tak perlukan angka-

Hari ni aku turun ke kafe... sendirian... Kenapa aku sendirian...yang lainnya sudah pulang menantikan AidilAdha... Aku buat pesanan...ambil makanan dan tawaf sekali sebelum duduk dibangku... Suapan pertama lancar...kedua... dan ketiga. Banyak mata mula melihat... Orang tidak berkata apa2 Cuma hati mula berprasangka. Terasa janggal bila duduk dibangku sendirian sedangkan orang lain berkumpulan...paling tidak pun berduaan.

Mata2 itu kelihatannya mencemuh “Aneh, makan sorang2” “Takde kawan ker haha...” Semakin banyak yang melihat semakin kelam kabut suapan demi suapan yang menyumbat ke mulut. Akal mula memainkan peranannya. “takde apa pon...perasaan ja” . Namun hati lantang bermanifesto “Mereka sedang menilai perlakuan anehmu”. Lalu lagak semakin kekok... Begini tak kena...begitu tak kena... “Bilalah nasi dalam pinggan ni nak luak ?”

Biarkan...biarkan...biarkan! Apa yang aku pedulikan... bukannya aku tak berbaju...jauh sekali tak berseluar. Memang aku tak punya ramai teman... namun tak beerti aku langsung tak punya. Aku terlalu memikirkan apa orang akan cakap pada aku. "Jangan risau apa orang akan fikirkan tentang diri kau kerana orang lain juga sedang sibuk memikirkan apa yang sedang kau fikirkan tentang mereka". Apa salahnya berseorang sekali sekala... Kan aku sudah biasa... “Ya, dulu aku senang seperti itu...tak ada yang aku pedulikan”. Lama2 juga pasti tenang lagi... Ahhh biarkan...seorang belum tentu sendiri

p/s: dulu tak kesah sekarang resah...

+biarjasajadikenangan+