Buluh bayu...

Dilahirkan dengan cukup sifat anggota... Aku... kelihatan sama seperti mereka2. Namun saat aku mula keluar dari rumah.. aku tersadar.. aku sangat berbeza. Seorang yang mudah tertekan bila berhadap masalah2.. Siapa yang mahukan ‘kelebihan’ ini ? jelas tiada. Namun dimana letaknya daya seorang makhluk untuk menidakkan ilham pencipta... menjadikan manusia berbeza2, dari rupa hinggalah cara.

Sedetik meninggalkan rumah, air jernih membutir di kelopak. Beginikah cabaran dunia luar... Menekan dan menghempap tak berkesudahan. Namun inilah yang dinamakan hidup.. rela atau paksa, ianya perlu diteruskan. Tanpa langkah yang pertama, maka tiadalah sebuah perjalanan itu.

Saat diri terasa sarat, aku akan ke sawah... berdiri ditengah2nya, Aku meraung! Aku menangis...aku berbisik sendirian. Menceritakan segalanya pada bayu... berharap akan gugur sedikit deritaku atas belas ikhsan sang pencipta. Dada terasa lapang, bahang tubuh terasa menghilang... Namun lembut2 sang bayu, lembutnya menyimpan dalang. Ia tidak bisa menyembunyikan segalanya. Kata orang, mulut terasa pahit jika tak diluahkan.

Saat itu...aku tak lagi berbisik pada sang bayu... hanya menghembus dan kemudian tersenyum... kerna bertapa lancang mulut bayu... lancangnya tak tembus rumpun buluh... Terima kasih rumpun buluh kerna menjadi penyimpan yang setia

p/s: manusia itu pun ada serupa bayu dan ada yang serupa rumpun buluh. Terima kasih kerna menjadi rumpun buluh saya ^^,

*tolonk jangan faham kerna saya sedang merapu*

+biarjasajadikenangan+